Situasi Nasional Memanas, Jombang Perketat Pengamanan Gedung Pemerintahan

JOMBANG – Suasana di pusat pemerintahan Kabupaten Jombang sejak awal pekan ini terasa berbeda dari biasanya. Gedung-gedung vital seperti kantor Pemkab, DPRD, dan Pendopo Kabupaten yang biasanya lengang pada malam hari, kini dijaga ketat aparat TNI. Sejak Minggu (31/8) lalu, pos jaga di pintu masuk tampak hidup dengan aktivitas personel berseragam loreng. Mereka bergantian berjaga selama 24 jam penuh, mengawasi setiap pergerakan di sekitar area pemerintahan.

Langkah ini merupakan respons atas situasi nasional yang kian memanas. Beberapa kota besar di Indonesia dilaporkan mengalami gelombang aksi demonstrasi, sebagian di antaranya berujung pada kericuhan. Pemerintah daerah tidak ingin bara tersebut merembet hingga ke Jombang. Bupati Jombang Warsubi menegaskan, pengamanan ketat ini bersifat antisipatif demi menjaga stabilitas daerah.

“Pengamanan ini dilakukan supaya aktivitas masyarakat dan pelayanan publik tetap berjalan normal. Kita tidak boleh lengah meski Jombang relatif aman. Justru karena aman, harus kita rawat bersama,” ujar Warsubi usai menggelar rapat bersama Forkopimda, Senin (1/9).

Banser Ikut Terlibat

Yang menarik, penjagaan tidak hanya dilakukan aparat TNI. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) turut dilibatkan dalam barisan pengamanan. Kolaborasi antara aparat militer dan organisasi masyarakat Islam ini menjadi gambaran nyata bahwa menjaga stabilitas bukan hanya urusan aparat negara, melainkan juga tanggung jawab sosial seluruh elemen masyarakat.

Beberapa anggota Banser terlihat berada di halaman DPRD Jombang, berdiri bersanding dengan prajurit TNI. Kehadiran mereka tidak hanya memperkuat pengamanan, tetapi juga menjadi simbol bahwa ormas keagamaan siap membantu menjaga ketertiban di tengah memanasnya situasi politik nasional.

“Kami siap mendukung aparat. Jombang harus tetap damai. Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengganggu ketenteraman warga,” ungkap seorang anggota Banser yang berjaga di Pendopo.

Baca Juga :  Hadiri Wisuda Sang Putra, Gubernur Khofifah Jadi Tamu Kehormatan di Peking University Tiongkok

Patroli Rutin Forkopimda

Selain penjagaan di kantor pemerintahan, Forkopimda Jombang juga rutin menggelar patroli malam. Kegiatan ini dilakukan dengan menyusuri jalan-jalan utama, pusat keramaian, hingga titik rawan kerumunan massa. Menurut Warsubi, patroli bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti warga, melainkan untuk menghadirkan rasa aman.

“Forkopimda turun langsung ke lapangan agar masyarakat tahu pemerintah hadir. Kami tidak ingin ada celah sedikit pun bagi provokasi atau gangguan keamanan,” kata Warsubi.

Hasilnya, suasana di Jombang masih terbilang kondusif. Pasar tradisional tetap ramai, sekolah-sekolah kembali dipenuhi aktivitas belajar mengajar, dan roda perekonomian berjalan seperti biasa. Namun, kewaspadaan tinggi tetap dijaga, mengingat dinamika nasional yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Seruan Tokoh Keagamaan

Dukungan menjaga ketertiban juga datang dari para tokoh agama. Baik Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah Jombang kompak menyerukan pentingnya menahan diri dari provokasi. Mereka menilai, provokasi dan kabar bohong dapat memperkeruh keadaan dan mengancam kerukunan sosial yang selama ini terjaga di Jombang.

“Kuncinya jangan gampang terpengaruh isu yang belum jelas. Mari kita jaga hati dan pikiran tetap tenang,” pesan seorang kiai NU dalam pertemuan dengan masyarakat pada akhir pekan lalu.

Pesan serupa juga datang dari tokoh Muhammadiyah setempat. Mereka mengingatkan, situasi nasional memang sedang panas, tetapi Jombang tidak boleh ikut terseret arus. “Perbedaan pendapat itu wajar, tapi jangan sampai memecah persaudaraan. Kedamaian Jombang adalah modal besar bagi kita semua,” tegasnya.

Pesan untuk ASN

Di tengah peningkatan pengamanan, pemerintah daerah juga memberi arahan khusus kepada Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka diminta tetap fokus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, tanpa terpengaruh kondisi politik nasional.

Menurut Warsubi, pelayanan publik yang konsisten dan profesional akan menjadi faktor penenang di tengah ketidakpastian. “ASN harus tetap profesional, karena masyarakat butuh kepastian layanan. Jangan sampai pelayanan terganggu hanya karena suasana politik yang memanas,” tandasnya.

Baca Juga :  Lantik Anggota KPID Jatim, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Ruang Digital Yang Sehat

Warga Tetap Tenang

Di luar gedung-gedung pemerintahan, warga Jombang relatif tenang menghadapi situasi ini. Beberapa pedagang pasar mengaku sempat khawatir saat mendengar kabar demonstrasi di kota lain, namun mereka lega melihat aparat berjaga ketat. “Alhamdulillah kalau dijaga. Kami bisa tetap jualan tanpa takut ada keributan,” kata Sulikah, pedagang sayur di Pasar Ploso.

Sementara itu, kalangan mahasiswa juga berharap agar suasana kondusif tetap terjaga. Mereka mendukung langkah pemerintah daerah yang lebih mengedepankan pencegahan ketimbang penindakan. “Penting sekali untuk menjaga dialog dan komunikasi agar tidak terjadi gesekan,” ujar Andi, mahasiswa semester ganjil, salah satu perguruan tinggi di Jombang.

Menjaga Kedamaian Bersama

Dengan pengamanan 24 jam oleh TNI, dukungan Banser, patroli rutin Forkopimda, serta seruan tokoh agama, Jombang berusaha keras memutus rantai eskalasi nasional agar tidak merembes ke daerah. Semua pihak sepakat bahwa kedamaian harus menjadi prioritas utama.

Warsubi menutup pesannya dengan nada penuh harap. “Kami ingin Jombang tetap damai. Kalau Jombang damai, insyaallah kedamaian itu menular ke tempat lain. Jangan mudah terprovokasi, mari kita jaga bersama rumah besar kita ini,” katanya.***

Kreator: Pliplo Society