JOMBANG – Halaman Masjid As Sami’ di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang, tampak berbeda dari biasanya. Pada Senin (1/9/2025), tempat yang biasanya lengang itu mendadak dipenuhi lautan jaket hijau para pengemudi ojek online (ojol). Ratusan driver dari berbagai penjuru Jombang berdatangan, memarkir motor mereka dengan rapi. Namun sore itu, mereka tidak menunggu orderan atau menjemput penumpang seperti biasa, melainkan berkumpul untuk sebuah momen yang jarang terjadi: doa bersama.
Jumlah mereka mencapai sekitar 600 orang. Di antara deretan helm dan jaket ojol, terlihat wajah-wajah yang lelah setelah seharian bekerja. Namun sore itu kelelahan seakan sirna, berganti dengan kekhusyukan. Para santri penghafal Al-Qur’an memimpin lantunan doa, menciptakan suasana religius yang menyentuh hati. Doa mereka mengalir pelan, penuh harap agar Jombang senantiasa diberi kedamaian.
Di barisan depan, hadir Bupati Jombang, Warsubi, didampingi sang istri, Yuliati Nugrahani. Kehadiran mereka disambut hangat oleh para pengemudi ojol. Tidak tampak jarak antara pemimpin daerah dan rakyatnya sore itu. Warsubi menyalami para driver satu per satu, begitu pula sang istri, sambil menatap mereka dengan senyum tulus, seakan menyampaikan pesan: kita semua adalah bagian dari keluarga besar Jombang.
Ketika tiba saatnya memberi sambutan, Warsubi menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna. Dengan suara tegas, ia berkata: “Mari kita jaga persaudaraan.”
Dalam kesempatan itu, Bupati Warsubi juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol di Jakarta yang meninggal terlindas rantis milik Brimob. “Kami mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya Affan,” ujarnya.
Ucapan singkat itu disambut dengan hening. Para pengemudi menunduk, sebagian mengangguk, seakan memahami betul arti persaudaraan di tengah kehidupan mereka sehari-hari. Di jalanan, mereka kerap menghadapi panas, hujan, bahkan gesekan antar-rekan. Namun justru dalam situasi itulah solidaritas tumbuh—saling membantu ketika motor mogok, berbagi order saat rezeki tidak merata, hingga saling menjaga keselamatan di jalan.
Warsubi menegaskan bahwa persaudaraan adalah pondasi utama menjaga ketenteraman Jombang. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bisa memecah belah. “Kalau Jombang damai, maka hidup kita semua akan nyaman,” katanya. Ia juga berpesan agar para ojol tetap menjunjung tinggi nilai gotong royong, karena di sanalah kekuatan sejati masyarakat berada.
Bagi para pengemudi, momen doa bersama ini terasa istimewa. Mereka yang biasanya sibuk mengejar order, kini bisa duduk tenang, merenung, dan merasakan kebersamaan yang jarang terjadi.
Suyanto, seorang driver asal Peterongan, mengaku terharu. “Kami di jalan sering capek, kadang ada gesekan juga. Tapi doa ini bikin hati adem. Rasanya seperti punya keluarga besar,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan oleh Dwi, salah satu driver perempuan. Ia merasa doa bersama ini memperkuat ikatan di antara komunitas ojol. “Kadang kami merasa sendirian. Tapi di sini terasa sekali kebersamaan itu nyata. Kami bagian dari keluarga besar Jombang,” tuturnya.
Selain doa, acara itu juga menjadi ruang dialog antara pemerintah daerah dan para pengemudi. Banyak ojol berharap ada perhatian lebih terhadap kesejahteraan mereka dari akses pelatihan, kemudahan permodalan, hingga perlindungan sosial. Pertemuan langsung dengan Bupati memberi mereka keyakinan bahwa suara mereka bisa lebih didengar.
Ketika doa usai, suasana berubah cair. Beberapa pengemudi berswafoto dengan Warsubi, yang dengan sabar meladeni satu per satu. Sebagian lain kembali mengenakan helm, siap melanjutkan pekerjaan mereka. Namun semangat yang mereka bawa pulang sore itu berbeda. Ada rasa tenang, ada energi baru, dan ada harapan bahwa persaudaraan yang mereka jaga bersama bisa membuat Jombang tetap damai.
Doa bersama ini bukan sekadar ritual. Ia menjadi simbol bahwa profesi apa pun—baik pejabat, pengemudi, maupun santri—punya tanggung jawab yang sama dalam menjaga harmoni sosial. Di balik kesederhanaan acara, tersimpan pesan besar: Jombang akan tetap kokoh jika rakyatnya bersatu, saling menghargai, dan tidak melepaskan ikatan persaudaraan.
Pesan itu diucapkan tegas oleh Bupati Warsubi, namun sekaligus dihayati oleh ratusan pengemudi ojol yang hadir. Mereka pulang bukan hanya dengan motor dan order baru, tetapi juga dengan semangat untuk terus menjaga kebersamaan. Sebab persaudaraan bukan hanya kata, melainkan nafas kehidupan yang menjaga Jombang tetap tenteram.***
Kreator: Pliplo Society