JOMBANG – Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Mojokerto dan Jombang tengah kelimpungan sejak fitur TikTok Live tiba-tiba dinonaktifkan pada Sabtu (30/8/2025) malam. Langkah ini diambil TikTok sebagai respons atas meningkatnya eskalasi demonstrasi yang berujung kericuhan di berbagai daerah.
Bagi UMKM, fitur Live bukan sekadar hiburan, melainkan ruang utama untuk menjajakan produk, berinteraksi langsung dengan calon pembeli, dan mendorong transaksi instan. Ketika akses itu terhenti, dampaknya langsung terasa.
Efendi (39), pedagang gerabah asal Jombang, mengaku sempat mengira ada gangguan jaringan di ponselnya. Namun setelah dicek, ternyata fitur Live memang dinonaktifkan oleh TikTok. “Biasanya sehari bisa dapat omzet Rp200 ribu lewat Live. Sekarang hanya separuhnya. Saya coba pindah ke Shopee dan Facebook, tapi memang beda hasilnya,” ujarnya dengan nada pasrah.
Hal serupa dirasakan Eka Agustin (34), pelaku usaha fesyen dari Mojokerto. Ia yang selama ini menggantungkan promosi pada TikTok Live mendadak kebingungan. “Awalnya saya kira error, tapi ternyata memang dimatikan. Jujur, pelanggan saya lebih banyak dari Live, jadi rasanya berat sekali,” tuturnya.
TikTok dalam keterangan resminya menjelaskan, penangguhan fitur Live dilakukan secara sukarela. Tujuannya untuk mencegah penyalahgunaan platform di tengah situasi politik yang memanas. Perusahaan menegaskan, kebijakan ini bukan intervensi pemerintah, melainkan langkah internal menjaga keamanan pengguna.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebut keputusan TikTok sebagai “itikad baik” dalam meredam situasi. Namun, ia berharap fitur Live bisa segera dipulihkan. “UMKM sangat bergantung pada Live untuk berjualan. Kami berharap TikTok mengaktifkan kembali setelah kondisi lebih kondusif,” ucapnya.
Bagi sebagian besar UMKM di daerah, dampaknya tidak hanya pada omzet yang turun, tetapi juga pada jaringan ekosistem ekonomi digital. Dari jasa kurir, konten kreator, hingga reseller ikut terdampak karena promosi dan transaksi melambat.
Meski begitu, pelaku usaha mencoba beradaptasi. Sebagian mulai memanfaatkan platform lain, meski belum seefektif TikTok Live. “Kami hanya bisa menunggu. Mudah-mudahan Live kembali jalan. Kalau tidak, banyak usaha kecil bisa mati,” kata Efendi.
Penonaktifan fitur Live ini menjadi pengingat betapa eratnya ketergantungan UMKM terhadap platform digital. Dalam satu sisi, ia memberi peluang besar. Namun di sisi lain, risiko ketergantungan membuat para pelaku usaha rentan ketika platform mengambil kebijakan sepihak. ***
Kreator: Pliplo Society