Kamis, 28 Agustus 2025 – Pagi itu, Pendopo Kabupaten Jombang tampak berbeda. Udara hangat bercampur aroma bunga menyambut kedatangan Arumi Bachsin, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur. Deretan stan UMKM yang menampilkan batik tulis, kerajinan tangan, olahan pangan, dan produk fesyen lokal menjadi saksi bisu kehadirannya.
“Setiap karya yang ibu-ibu buat adalah suara perempuan yang berbicara lewat ketulusan dan kerja keras.” ,” kata Arumi di depan peserta UMKM Jombang.
Kehadiran Arumi bukan sekadar formalitas. Ia datang untuk memberikan apresiasi terhadap karya perempuan yang lahir dari akar budaya lokal, sekaligus menekankan pentingnya inovasi berbasis kearifan lokal dalam membangun ekonomi keluarga dan komunitas.
Yuliati Nugrahani Warsubi, istri Bupati Jombang sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Jombang, menyambut Arumi dengan hangat. Kehadiran mereka menegaskan sinergi antara PKK Provinsi dan Kabupaten dalam pemberdayaan perempuan.
Menyusuri Karya Perempuan
Arumi berjalan menyusuri stan-stan UMKM, berhenti di stan batik tulis khas Jombang. Ia mengamati setiap motif dengan seksama. Seorang pengrajin muda menjelaskan proses pewarnaan alami dan penarikan motif yang membutuhkan kesabaran tinggi.
“Proses ini membutuhkan ketekunan dan ketelitian, Bu,” kata pengrajin itu. Arumi tersenyum. “Ketulusan seperti ini akan mengantarkan produk kalian ke pasar yang lebih luas.” balas Arumi.
Di stan lain, produk manik-manik kaca menarik perhatiannya. Kreativitas yang lahir dari kearifan lokal menjadi simbol bahwa perempuan mampu memadukan budaya dengan inovasi modern.
Apresiasi dan Dukungan PKK
Yuliati Nugrahani berkeliling sambil berdialog dengan para pelaku UMKM, menanyakan tantangan sehari-hari mereka, mulai dari keterbatasan modal hingga pemasaran produk. Ia menekankan bahwa kegiatan ini adalah ruang nyata untuk berbagi pengalaman dan ide inovatif yang lahir dari perempuan Jombang.
“Program PKK menyentuh banyak aspek: pendidikan keluarga, kesehatan, ketahanan pangan, hingga penguatan ekonomi melalui UMKM. Ini langkah nyata untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Yuliati.
Dialog Interaktif: Kisah Perempuan Pengusaha
Sesi dialog interaktif menghadirkan kisah-kisah inspiratif. Nurul, pemilik keripik tempe khas Jombang, bercerita tentang perjuangannya membangun usaha dari nol.
“Saya sempat putus asa karena modal terbatas, tapi dengan bimbingan PKK dan dukungan komunitas, usaha saya berkembang,” kata Nurul.
Seorang peserta lain, Alya, pemilik usaha pakaian ramah lingkungan, mengungkapkan kesulitannya memasarkan produk secara digital. Arumi menjawab dengan hangat:
“Jangan takut untuk belajar dan mencoba. Dunia sekarang semakin terbuka, dan peluang ada di mana-mana.”
Produk Lokal, Nilai Tambah, dan Inspirasi
Arumi menyoroti nilai produksi dan nilai tambah dari setiap produk lokal. Dari batik tulis, manik-manik, hingga olahan pangan, semua menunjukkan kreativitas dan ketulusan.
“Setiap produk memiliki cerita dan perjuangan di baliknya. Jangan meremehkan usaha kalian sendiri,” ujar Arumi. Ia berharap apresiasi semacam ini memotivasi perempuan untuk terus mengembangkan usaha dan berbagi manfaat kepada komunitas sekitar.
Pemberdayaan Berkelanjutan
Kegiatan ini menjadi ruang bagi perempuan untuk mengekspresikan potensi mereka. PKK Jombang menunjukkan bagaimana program pemberdayaan perempuan dapat berbasis kearifan lokal, memadukan budaya, kreativitas, dan inovasi modern.
Yuliati Nugrahani menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan bukan sekadar soal ekonomi, tetapi juga membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan solidaritas. Ia berharap kegiatan serupa terus digelar agar perempuan Jombang memiliki ruang dan kesempatan untuk berkembang.
Interaksi dan Jejaring
Pendopo dipenuhi interaksi hangat. Beberapa perempuan muda memanfaatkan kesempatan berfoto dengan Arumi, sementara yang lain berdiskusi tentang peluang kerja sama atau strategi pemasaran. Aktivitas ini membangun jejaring sosial dan ekonomi, sekaligus memupuk rasa percaya diri dan motivasi.
Arumi berbagi tips praktis, mulai dari memanfaatkan media sosial hingga menjaga kualitas produksi. Ia menekankan bahwa inovasi dan ketekunan harus berjalan beriringan, dan perempuan dapat menjadi pionir pengembangan usaha lokal.
Pesan Inspiratif
Di akhir kunjungan, Arumi menyampaikan pesan sederhana namun kuat:
“Semoga setiap perempuan di Jombang menemukan jalan untuk berkarya, berbagi, dan memberi dampak positif bagi keluarga dan komunitasnya. Ketulusan dan kerja keras kalian adalah inspirasi bagi kita semua.”
Pesan ini menjadi cerminan keyakinan bahwa perempuan mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi. Melalui kegiatan berbasis kearifan lokal, perempuan tidak hanya mengembangkan usaha, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan menciptakan peluang baru bagi masyarakat.
Harapan Masa Depan
Kunjungan Arumi menyisakan energi positif yang terasa hingga sore. Para peserta pulang dengan semangat baru, ide segar, dan motivasi untuk terus berinovasi. Dari batik tulis hingga keripik tempe, setiap produk menjadi simbol ketulusan, kerja keras, dan kreativitas perempuan Jombang.
Dengan dukungan pemerintah daerah, PKK Provinsi, dan PKK Kabupaten, perempuan-perempuan ini diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi dan sosial berkelanjutan. Kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Jawa Timur untuk mencontoh model pemberdayaan berbasis kearifan lokal.
Pendopo Jombang sore itu tetap terasa hangat. Senyum, percakapan, dan interaksi yang terjadi menjadi bukti nyata bahwa perempuan bisa bersuara lewat karya, berbagi pengalaman, dan menularkan semangat positif. Inilah pesan terbesar dari kunjungan Arumi Bachsin: ketika diberi ruang dan dukungan, perempuan mampu menciptakan perubahan nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.***
Kreator: Pliplo Society